PENGARUH PEREMPUAN DALAM KEKUASAAN

Selalu ada anggapan perempuan adalah makhluk yang lemah. Menganggap perempuan tidak mampu mempengaruhi, mengendalkan, dan memegang kekuasaan. Mungkin pandangan seperti itu sudah dibantah dengan preseden, seperti di Indonesia yang mayoritas muslim, pernah presidennya , seorang perempuan. Pakistan yang dalam konstitusinya menyebutkan negara Islam, pernah dipimpin Benazir Bhuto, yang banyak dipuji-puji.Sejarah di Indonesia pernah menjadi pembicaraan yang hangat, berkaitan dengan pengaruh peremuan di seputar kekuasaan. Konon, sampai sang ‘Penguasa’ yang sangat berkuasa itu, justru menjadi boneka seorang perempuan. Si isteri sang ‘Penguasa’ itu, justru adalah ‘the real president’, dan berkuasa ser ta memilikiki otoritas penuh. Si ‘Penguasa’, yang kebetulan suaminya, hanyalah sebagai boneka, yang menjalankan titah isterinya yang selalu berada dibelakang layar, dan seakan tidak nampak pengaruhnya.
Tetapi, dibalik senyum dan sikapnya yang lembut, dan santun, terkadang keibuan itu, sejatinya dia mempunyai cengkeraman yang kuat terhadap sang ‘Penguasa’, sehingga si ‘Penguasa’ itu tidak dapat berkutik terhadap titah sang isteri. Ibaratnya seperti kerbau yang dicocok hidungnya. Tunduk dan patuh. Tidak pernah menolak apapun yang menjadi kehendak dan keinginan sang isteri. Perempuan yang menjadi ‘bayangan’ itu, memiliki sifat dan watak,yang ambisius, egois, dan tamak.
Rakyat tidak pernah dapat memahami kondisi ini. Di sebuah negara yang sistem politiknya demokrasi sekalipun, tak akan dapat menangkap gurat-gurat dari peranan sang ‘Permaisuri’, yang sejatinya sangat besar. Mengalahkan partai politik, parlemen, dan jendral sekalipun. Ini hanyalah sebuah mesteri, yang tidak dapat dimengerti logika akal, terkadang menjadi sangat mistis.
Di zaman lalu. Ada seorang penguasa yang sangat luar biasa kekuasaannya. Tetapi, sang ‘Penguasa’ ini lahir dari trah (keturunan) seorang petani, ketika berkuasa, konon lebih banyak menjalankan keinginan isterinya yang masih trah kraton. Begitu besar pengaruhnya sang isteri itu. Karena, walaupun sang ‘Penguasa ‘ itu memiliki kekuasaan yang luar biasa, dan sangat ditakuti, tetapi di hadapan isterinya dia hanya menunduk. Hal ini disebabkan adanya perbedaan darah dan keturunan (nasab).
Maka, sang isteri itu ikut menentukan segala kebijakan, keputusan, dan pengangkatan pejabat, di level-level yang strategis. Tak heran para calon pejabat yang penting-penting, selalu ‘sowan’ kepada sang isteri ‘Penguasa’, agar mendapatkan restu.
Proyek-proyek yang strategis pun ikut menentukan, siapa yang berhak untuk menangani proyek itu, dan dari sini mula lahirnya kosa kata yang disebut : KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme).
Negara men jadi sebuah oligarki. Di mana segelintir orang yang berkuasa atas nasib rakyat, yang ratusan juta. Sirkulasi kekuasaan hanyalah ada dikalangan elit, semuanya yang berjalan adalah mekanisme dengan KKN. Tak ada yang terbuka atau transparan. Dan tetap berjalan sampai hari. Tak terkecuali di era reformasi, yang sudah mengumandangkan paradigma baru dengan jargon : Demokrasi.
Tak heran di masa lalu ada seorang ‘First Lady’, yang mendapatkan julukan sebagai, ‘Madame Ten Percents’. Karena sang ‘Nyonya’ mendapatkan upeti 10 persen dari proyek-proyek yang besar dari para konglomerat, pengusaha besar, yang sudah menjadi kroni kekuasaan, yang menggurita itu.
Dari sini betapa kekuasaan itu, juga tak dapat lepas dari peranan perempuan. Sang ‘Penguasa’ yang setiap hari tidur dalam satu ranjang dengan isterinya, dan isterinya penuh dengan ambisi dan ego, pasti akan menyebabkan sang ‘Penguasa’, hanyalah menjadi pengikutnya. Apalagi, jika sang ‘Penguasa’ itu trahnya lebih rendah dibandingkan dengan isterinya yang mempunyai trah yang lebih tinggi, keturunan kraton, jendral, dan embel-embel lainnya, sementara sang ‘Penguasa’ itu lahir dari keluarga ibu-bapa, yang biasa-biasa saja, maka akan lebih tunduk.
Kalau ada yang bilang perempuan itu makhluk lemah, di zaman modern ini, perlu di revisi, sekalipun ini menyalahi kodrat. Di Mesir kuno, pernah ada perempuan yang bernama ‘Cleoprata’, yang mempunyai kekuasaan yang demikian hebat. Saking ambisinya dengan kekuasaan, dia bersedia di zinahi oleh penguasa dari Eropa untuk mendapatkan kekuasaan. Itulah perempuan.
Apakah nasib Indonesia juga akan lebih banyak ditentukan oleh perempuan? Sekarang, undang-undang partai politik, mewajibkan setiap partai politik menyediakan 30 persen kadernya untuk duduk di pos-pos politik. Inilah sebuah kehidupan baru. Wallahu’alam

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Bagi yang mampu berpikiran jernih setelah jadi BMI pasti sukses, pada dasarnya di perantauan cari modal dulu dan bekerja yg baik sampai kontrak finis, oh iya tidak lupa sy ucapkan terima kasih banyak kpd teman sy yg ada di singapura..! berkat postingan dia di halaman facebook TKI Sukses sy baca. sy bsa kenal nma nya Mbah Suro Guru spiritual PESUGIHAN ANKA GHAIB TOGEL 2D sampai 6D dan PESUGIHAN DANA GHAIB. . pikir-pikir kurang lebih 7 tahun kerja jd Tkw di Hongkong hanya jeritan batin dan tetes air mata ini selalu menharap tp tdk ada hasil sm sekali. Mana lagi dapat majikan galak. salah sedikit kena marah lagi . Tiap bulan dapat gaji hanya separoh saja . . itu pun tdk cukup biaya anak di kampung. Tp sy beranikan diri tlpon nmr beliau untuk minta bantuan nya. melalui PESUGIHAN DANA GHAIB Nya . syukur Alhamdulillah benar2 terbukti sekarang. terima kasih ya allah atas semua rejeki mu ini. Sy sudah bs pulang ke kmpung halaman buka usha skrg. jk tman minat ingin tlpn beliau . ini nmr nya +62 82354640471 & 082354640471 siapa tau anda bisa di bantu dan cocok sprti sy . aminn